International Committee of the Red Cross (ICRC) menghelat pameran foto “70 Tahun ICRC Bersama Indonesia” di Atrium Setiabudi Building, Jakarta, 19-23 September 2016. Pameran ini menampilkan episode-episode sejarah yang penting bagi Indonesia, serta respon-respon kemanusiaan ICRC dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Christoph Sutter, Kepala Delegasi Regional International Committee of the Red Cross (ICRC) untuk Indonesia dan Timor Leste, menuturkan bahwa sejak awal kemerdekaan Indonesia 71 tahun silam, ICRC hadir menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan yang dihadapi korban-korban bencana besar serta konflik bersenjata, memenuhi mandatnya dengan dukungan PMI, rekan-rekan, serta Pemerintah Indonesia.
“Melalui pameran hari ini, kami hendak menekankan pentingnya sebuah perkembangan dan kebangkitan sebagai pemenuhan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat. Juga menunjukkan bahwa dalam hal keragaman, toleransi dan ketahanan, Indonesia dapat menjadi contoh dalam hal penyembuhan serta mengatasi luka lama,” tambah Cristoph.
Pameran “70 Tahun ICRC Bersama Indonesia” ini dibagi dalam tujuh babak yang merepresentasikan berbagai periode dalam sejarah Indonesia. Babak pertama mengisahkan periode 1942 – 1949, yakni saat Perang Dunia II meletus dan tahun-tahun pertama Indonesia sebagai negara republik.
Babak kedua berkisar di periode 1950 – 1964, yang menceritakan peran ICRC dan PMI dalam pemulangan warga negara Belanda dari Indonesia, serta diakuinya PMI secara resmi sebagai bagian dari Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Babak ketiga menyoroti periode 1965 – 1974 yang membahas isu kudeta yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menjatuhkan Presiden Sukarno, serta ketidakamanan yang berlangsung di Pontianak dan Singkawang.
Di babak keempat, dibahas periode 1975 – 1989, ketika terjadi intervensi Indonesia setelah ditariknya Portugal dari Timor Timur serta masuknya pengungsi Indocina ke Indonesia.
Babak kelima, periode 1990 – 2003, menampilkan foto-foto kunjungan Presiden ICRC ke Indonesia serta peluncuran program ICRC untuk janda perang dan korban kekerasan.
Di babak keenam, pada periode 2004 – 2005, tampil dokumentasi peristiwa tsunami Samudera Hindia di Aceh. Sementara itu, babak terakhir menampilkan kondisi Indonesia dan ICRC saat ini.