Festival Teater Remaja tak ubahnya perayaan besar bagi kelompok teater kalangan muda. Perayaan ini seharusnya tidak pandang bulu— apakah sang remaja memiliki kelompok teater resmi di sekolah, atau mengikuti teater independen di luar sekolah, ataupun tidak bersekolah—semuanya berhak bersuka cita menyambut dan turut serta berlakon di atas panggung besar beratas nama festival tersebut.
Karena hal inilah, Festival Teater Remaja Ke-5 (FTR V) Se-Jawa Barat tahun ini membenahi celah-celah dalam teknis penyelenggaraan, mulai dari kriteria peserta hingga sistem kurasi. Hal ini, menurut Muhammad Habib, Ketua Pelaksana FTR V, tak lain untuk mengakomodir keinginan sederhana para remaja yang sebelumnya terhalang untuk mengikuti perhelatan FTR, karena harus berasal dari teater resmi sekolah. Kini, para peserta dibebaskan untuk mendaftarkan kelompok teaternya yang berasal dari luar sekolah.
Demikian halnya bagi remaja yang tidak bersekolah, dapat turut mengikuti festival yang diselenggarakan Keluarga Mahasiswa Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung ini dengan cara membentuk atau bergabung dengan kelompok teater independen, dengan syarat umur peserta dibatasi hingga usia 19 tahun.
Penyeleksian FTR V pun dibuat dengan sistem kurasi yang ditangani pelaku dan pengamat teater sekaligus alumni ISBI Bandung, M. Wail Irsyad dan Taufik Darwis. Sistem ini berbeda dengan empat penyelenggaraan terdahulu yang menggunakan sistem kuota, yang di sisi lain berisiko untuk membuat teater remaja berkualitas tak kebagian panggung festival hanya karena kuota peserta telah terpenuhi sebelum batas waktu pendaftaran usai.
Untuk pendaftaran FTR V, para peserta diharuskan untuk mengirimkan video pertunjukan yang akan ditampilkan sebagai bahan seleksi. Sementara itu, untuk tambahan perbekalan dalam penampilan mereka yang dihelat pada 19-27 Maret 2016 ini, para guru dan pelatih kelompok teater yang lulus seleksi kemudian terlebih dahulu mengikuti rangkaian lokakarya teater.
Bagian dari rangkaian pra-festival yang diselenggarakan pada Desember 2015 ini terdiri dari lokakarya treatment pertunjukan, artistik, dan keaktoran yang diampu aktor, penulis naskah, dan sutradara Irwan Jamal, M. Wail Irsyad, dan Joko Kurnain.
Tak ketinggalan, tema “Kamu Pikir Kamu Siapa” turut digodok bersama peserta dalam rangkaian pra-festival. Pemilihan tema tahun ini, menurut Habib, menjadi upaya menantang remaja untuk melakukan pembacaan terhadap diri mereka masing-masing.
“Karenanya di tahun ini, menjawab tema dengan reflektif dan interogratif menjadi poin besar yang diperhitungkan dalam seleksi video pertunjukan peserta. Kami berharap remaja mampu membawakan teater yang lebih jujur, benar-benar menampilkan identitasnya sebagai remaja, tidak hanya sebagai robot para pelatihnya,” ujar Habib.
Hingga hari kelima pelaksanaan FTR V, menurut Habib, sejumlah peserta dari total 16 kelompok teater remaja se-Jawa Barat yang terpilih tahun ini telah mengadirkan capaian artistik yang tidak biasa. Teater Beta adalah salah satunya. Teater para santri dari MA At-Taqwa Pusat Putra ini membawa latar belakang pesantren yang lekat dengan keseharian mereka ditambah konflik-konflik sederhana seperti kasus kemalingan dan sanksinya.
“Meski demikian, keseharian khas pesantren mereka menjadi hal yang berbeda ketika ditampilkan ke penonton dari kalangan umum, dan nyatanya, mampu tampil menyentuh,” kata Habib. Sementara itu, Teater Nur dari SMK Nurul Islam Cianjur menurutnya cukup berani untuk menghadirkan perspektif lebih ekstrim dengan pertunjukan bertajuk Coitus Interruptus yang menyoal perdagangan manusia dan homoseksualitas.
Kisah-kisah yang dibawakan ke-16 kelompok peserta ini akan memperebutkan penghargaan teks teater terbaik, di samping penghargaan lain yang menanti mereka pada penutupan festival di 27 Maret 2016 ini, seperti aktor dan aktris terbaik, sutradara terbaik, pemusik terbaik, dan yang paling dinantikan—pertunjukan terbaik.
Siapa yang akan mendapatkan deretan penghargaan FTR V tahun ini? Agaknya sebelum itu, lebih bijak untuk tak melewatkan kesempatan menonton langsung pertunjukan para kelompok teater remaja ini di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, hingga 25 Maret 2016 mendatang.