9. Hölle der Vögel (‘Birds’ Hell’), 1937 (£36 juta/ US$48 juta)
![Max Beckmann, Holle der Vogel](http://www.sarasvati.co.id/wp-content/uploads/2017/12/max-beckmann-holle-der-vogel-Oil-on-canvas-1197-×-1604-cm-Christies.jpg)
Dalam sebuah ruang bawah tanah yang sesak, tanpa ada jalan keluar, sebuah episode mengerikan terjadi. Penyiksaan dilakukan oleh sejenis burung antropomorfik terhadap seorang pria tak berbaju dengan tangan dan kakinya diikat rantai. Penyiksaan ini diawasi perempuan berpayudara empat yang muncul dari cangkang telur besar.
Demikian deskripsi Hölle der Vögel (Birds’ Hell), lukisan karya Max Beckmann (1884-1950) asal Jerman, yang dibuat pada kurun 1937-1938. Asal negara dan tahun pembuatan ini terbilang penting. Beckmann menyelesaikan adegan tersebut saat berada di pengasingan di Amsterdam, Belanda.
Max Beckmann lahir di Jerman pada 1884. Setelah menikmati kesuksesan di tahap awal hidupnya, nasibnya berbalik 180 derajat akibat Perang Dunia I.
Perang membuatnya mengalami mental breakdown dan karya seninya berubah drastis. Dia mulai membuat lukisan-lukisan yang “mengganggu”, yang memuat adegan kepedihan dan penyiksaan.
Baca juga 10 Lukisan Old Master Indonesia Termahal Sepanjang Masa
Pada 19 Juli 1937, Nazi mengadakan pameran Degenerate Art dengan agenda jahat mempermalukan para seniman yang dianggap “mendorong kekuatan korupsi”.
Hampir 600 karya disita dari galeri-galeri di Jerman untuk acara tersebut. Beckmann menjadi salah satu seniman penting yang karyanya masuk dalam acara ini.
Lukisan-lukisan digantung serampangan dengan banyak slogan yang menyebut para seniman sebagai “Bolshevik budaya” atau menyebut karya-karya tersebut sebagai “seni orang gila”.
Hitler memberi pidato berisi ancaman terhadap para seniman yang membuat karya-karya demikian akan dipenjara atau dikebiri. Beckmann mendengarkan pidato ini, lalu dalam beberapa jam dia sudah berada di dalam kereta menuju Amsterdam bersama istrinya dan tak pernah menginjakkan kaki di Jerman lagi.
Tak diragukan lagi, pria yang sedang disiksa dengan punggung penuh luka sayatan itu adalah Beckmann sendiri. Seperti itu caranya merespons kebrutalan dan kegilaan kolektif yang dilakukan Nazi.
Beckmann habis-habisan memainkan visual dengan menggunakan warna-warna terang dan kuat untuk bulu burung, serta menandai bentuk-bentuk individual dengan sapuan hitam tebal. Sapuan dinamis kuasnya menguatkan kesan kekerasan dan hiruk pikuk di ruangan itu.
Hölle der Vögel awalnya hanya digantung di apartemen temannya, Käthe von Porada, di Paris dan hanya sedikit orang yang tahu, hingga berakhirnya Perang Dunia II.
Hölle der Vögel terjual di balai lelang Christie’s London pada 27 Juni 2017 seharga £36 juta atau setara Rp655 miliar.