Arya Pandjalu, "I am Earth", uk 39.5x24.5x37.5 cm, media Glazed Stoneware, 2016. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Keramik adalah praktik artistik yang sangat bersifat material dan memberi pengalaman indrawi.

Jakarta Contemporary Ceramic Biennale kembali untuk keempat kalinya untuk mempersembahkan pameran “Ways of Clay: Perspectives Toward the Future”. Pameran yang menampilkan 53 seniman lokal dan mancanegara ini berlangsung di Galeri Nasional dari 8 Dsember 2016 hingga 22 Januari 2017.

Dari 53 seniman yang terpilih, 20 seniman di antaranya menjalankan program residensi yang diselenggarakan oleh panitia JCCB #4. Pemilihan seniman untuk program residensi ini dilakukan berdasarkan rekomendasi seniman yang pernah terlibat para JCCB sebelumnya dan melalui open-call. Para seniman ini menjalankan residensi di studio-studio keramik, industri keramik, perguruan tinggi seni dan sekolah menengah seni keramik, serta komunitas seni dan budaya di Bandung, Majalengka, Yogyakarta, Semarang, dan Bali.

Selain berkolaborasi dengan para host, seniman residensi dapat mempelajari perbedaan karakter dan budaya yang menjadi basis peninjauan dan pemetaan kemajemukan sisi produksi serta budaya dalam komunitas keramik. Dengan kata lain, seperti kata Direktur JCCB 4 Rifky Effendy, mengaktivasi hubungan seniman dengan penggiat atau produsen keramik.

Awangko Hamdan (Malaysia). Foto: Jacky Rachmansyah)
Awangko Hamdan (Malaysia). Foto: Jacky Rachmansyah)

“Judul ‘Ways of Clay’ setidaknya menjelaskan dua pendapat, yaitu menganggap adanya dasar persoalan yang berlaku, bahkan mendahului kondisi sebelum sebuah karya seni dibicarakan, yaitu medium (tanah liat) bagi karya seni keramik, serta menganggap bahwa medium (tanah liat dan keramik) itu sendiri adalah representasi dari suatu persoalan seni,” ujar kurator Rizki A. Zaelani.

Keramik merupakan salah satu bentuk praktik artistik yang sangat bersifat material. Bukan hanya dengan dilihat, tapi juga terhubung, karena hampir semua benda keramik senantiasa dipegang dan disentuh dalam rutinitas sehari-hari.

Ulasan lengkap Rentang Tanah Liat dalam Ranah Seni Rupa dapat dibaca di majalah SARASVATI edisi Januari 2017