Gerbang Tiongkok yang sarat ukiran berdiri di seruas jalan. Kesannya hangat menyambut pengunjung yang datang bertudungkan payung. Latar belakangnya gedung bertingkat, bercat putih, dan dingin. Di atasnya, langit senja dengan semburat jingga.
Lukisan cat air Shulin District Ji An Temple (2010) dapat dibilang mewakili karya-karya reproduksi Profesor Chen Yang-Chun asal Taiwan yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 9-16 September 2016. Pameran yang bertajuk “The Beauty of Taiwan” itu menampilkan keindahan Taiwan.
Baca juga Nautika Rasa, Semangat Lestari dari Laut
Profesor Chen mengangkat pemikiran “harmonisasi budaya dan komunikasi dengan seni”. Nuansa lukisan tradisional Tiongkok dengan latar belakang objek yang dibiarkan kosong kental terlihat. Namun dia memadukannya dengan konsep lukisan Barat, yaitu impresionisme, yang memanfaatkan cahaya sebagai kekuatan karya.
Misalnya di lukisan Penghu Fishing Village (2005) yang secara jelas menampilkan kehidupan masyarakat nelayan namun Taiwan-nya juga kelihatan. Nilai tradisi selalu dia bawa dalam karyanya. Bisa jadi kemampuan ini jadi salah satu sebab Profesor Chen Yang-Chun dinobatkan sebagai pelukis terbaik di Taiwan.
Ada 40 karya reproduksi seni lukis cat air, menampilkan keindahan pemandangan Taiwan, sudut-sudut kota, adat-istiadat, lukisan wajah tokoh, kehidupan keseharian, hingga gedung terkenal di Taiwan, yakni Taipei 101.
Profesor Chen yang lahir pada 1946 adalah seniman Taiwan yang menguasai teknik melukis cat air dengan sangat baik. Karya-karya lukisan cat airnya memiliki nilai filosofi tinggi yang memadukan gaya lukisan tradisional dengan pendekatan modern.
Baca juga Menggores Ekspresi dengan Teknik Gutha Tamarin
Profesor Chen telah menggelar lebih dari 200 pameran di berbagai belahan dunia. Dia juga sering diundang sebagai pembicara dan dosen tamu di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Filipina, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Berkat kepiawaiannya menghasilkan karya-karya lukisan cat air dan upaya melakukan diplomasi budaya melalui karya seni, Profesor Chen mendapat julukan “Master of Color Painting”, “The Swordsman of Ru-ism”, dan “Cultural Ambassador”.