Enam Windu Sanggar Dewata Indonesia

0
4090

Generasi Penengah

I Nyoman Masriadi,
I Nyoman Masriadi, “Online”, 2013, acrylic media on canvas, 200 x 300 cm (Foto: blouinartinfo.com)

Setelah menunjukkan eksistensinya sekitar 30 tahun, SDI diisi oleh generasi 90-an yang menjadi kelompok penengah antara anggota senior dengan generasi junior 2000-an. Mereka yang termasuk dalam generasi ini adalah Nyoman Sukari, Putu Suta Wijaya, Pande Ketut Taman, Made Sumadiasa, Mangku Mahendra, Wayan Sunadi, Dewa Kompyang, Ketut Tenang, Made Wiradana, Teguh Ritma Iman, dan Ida Bagus Krisna.

Ciri karya yang hadir pada generasi ini adalah gaya abstrak ekspresionisme yang kuat, kecuali Ida Bagus Krisna yang condong dengan gaya surealis. Di masa ini juga terlihat masih adanya ikonografi Bali sebagai semangat ekspresi, dan munculnya nilai sosial yang merespons isu politik saat itu, terlebih pascamundur Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia.

Baca juga Pasar Raya Dunia Investasi

Salah satu yang menarik dari generasi 90-an ini adalah munculnya sosok I Nyoman Masriadi, yang menoreh fenomena saat tampil dengan karya figuratif di tengah demam abstrak ekspresionis. Muncul di akhir 90-an, Masriadi tampil dengan karya humor yang khas dan sarat kritik sosial. Bahkan, kini Masriadi menjadi salah satu seniman kontemporer dengan harga yang tinggi di dunia.

I Nyoman Sukari
I Nyoman Sukari. (Foto: cabiklunik.blogspot.com)

“Masriadi itu sudah tidak usah ditanya lagi. Tentunya saya menyukai karyanya. Namun ada lagi sosok lain yang berbakat dan menjadi favorit saya, yakni Nyoman Sukari. Jika diamati, ketika dia sedang melukis, jiwanya itu benar-benar keluar di atas karya,” ucap OHD.

Sukari, lanjut OHD, memberi pengaruh bagi teman-temannya, seperti Pande Ketut Taman, Palguna, Wiradana, serta Sukadana.