Generasi Mutakhir SDI

Masuk ke tahun 2000-an, SDI memasuki era yang disebut kurator Mikke Susanto sebagai “perkembangan mutakhir SDI”, sedangkan Bakti Wiyasa menyebut dalam tulisannya sebagai “periode seni rupa Bali non representasi Bali”.
Generasi ini berada pada kecenderungan untuk tidak lagi mempersoalkan ikonografi Bali sebagai tema besar, namun memunculkan secara sublim dalam warna, garis dan gagasan. Hal ini terjadi dikarenakan lepasnya peran Gunarsa sebagai corong pengetahuan, yang selama ini terjadi dalam periode awal hingga 90-an.
Baca juga Merupa Mistisisme Alam Tiga Negara
Senior-senior SDI, termasuk Gunarsa, kembali ke Bali untuk berkesenian. Dampaknya, iklim di SDI lebih egaliter dan moderat serta hilangnya kedekatan emosional dengan sejarah seni rupa Bali pra-SDI, mengingat kuatnya pengaruh Gunarsa sebagai tokoh modernis dalam sejarah seni rupa Bali modern.
Seniman yang penting di generasi ini beberapa di antaranya seperti Putu Wirantawan, Putu Ery Karyawan, Dewa Made Mustika, Made Arya Palguna, Nyoman Triarta, Made Ngurah Sadnyana, Ketut Suwidiarta, Komang Teja Mulya, Dewa Gede Jodi Saputra, Arya Sucitra, Wayan Danu, Wayan Wirawan, GN Udiantara, Made Bakti Wiyasa, Nyoman Adiana, Pande Wayan Mataram, Adi Gunawan, Wayan Gawiarta, Nyoman Putra Ardana, Aswino Aji, Kadek Suadnyana, dan Kadek Primayudi.

Selain itu, ada pula seniman di luar keturunan Bali yang bergabung dengan SDI dan menoreh keberhasilan dalam seni rupa seperti Heri Dono, Eddie Hara, dan Ivan Sagita yang telah berkiprah dalam skala nasional maupun internasional.
“Yang jangan dilupakan juga adalah Putu Sutawijaya. Ia adalah salah satu yang harus dihargai karena punya inisiatif untuk membuat sarana Sangkring Art Space yang akhirnya membantu banyak seniman, baik di dalam maupun di luar tubuh SDI,” jelas OHD.
Baca juga Hingga Perupa Merawat Kriya
Perjalanan panjang dari sanggar yang telah menelurkan banyak seniman berbakat ini, baiknya tidak kita lupakan. Sanggar Dewata Indonesia merupakan salah satu bagian dari panjangnya sejarah seni rupa di Indonesia, yang kita harapkan akan terus berkembang dan terus menghasilkan talenta berbakat.
Untuk itu, penting bagi generasi muda untuk terus mengasah kemampuannya seperti mengutip pesan dari Made Wianta, “Belajar, belajar dan belajar. Perkembangan seni dari realis, modern, abstrak, avant garde, hingga kontemporer, tidak akan ada titik berhentinya. Jadi selama kita masih mau belajar, bereksperimen, dan mencoba, kita akan tetap eksis dan diperhitungkan.” ![]()




