Setelah tahun lalu sukses menggelar Festival Suriname yang menarik ratusan pengunjung, Pusat Kebudayaan Belanda kembali mengadakan festival kebudayaan yang terinspirasi dari negara-negara yang pernah menjadi bagian dari pemerintahannya. Tahun ini, Pusat Kebudayaan Belanda memutuskan untuk membawa fantasi eksotika kepulauan Karibia yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Belanda ke Jakarta lewat Antilles Festival.
Bertempat di Erasmus Huis di kawasan Kuningan, festival ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 19 September 2015 pukul 16.00 WIB dan terbuka untuk umum. Sejumlah acara yang bernuansa festive akan disuguhkan seperti pameran foto, sajian kuliner, hingga pertunjukan musik dan tarian khas negeri tropis tersebut.
Pameran foto dengan tajuk “Dushi Tera” akan menjadi penanda dibukanya Festival Antilles. Kata “dushi” yang digunakan merupakan bahasa papiamento, bahasa resmi kepulauan Antilles, dan merujuk pada sesuatu yang manis, lembut dan indah; kata yang memang tepat disematkan untuk menggambarkan pesona memikat kepulauan Antilles. Lewat foto-foto yang dikurasi berdasarkan kacamata sejarah ini, pengunjung dapat mengetahui lebih dalam mengenai sisi manis sekaligus eksotik dari wilayah yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Belanda ini. Terutama mengenai wilayah Kepulauan Karibia seperti Kepulauan ABC (Aruba, Bonaire, dan Curacao), Kepulauan Leeward, Saint Eustatius, dan Saint Maarten yang selama ini mungkin belum banyak diketahui.
Tak hanya foto, sajian kuliner juga dipercaya dapat mengungkapkan jati diri suatu daerah. Dalam Festival Antilles, pengunjung dapat menikmati kuliner khas Karibia yang mampu menggambarkan bagaimana perpaduan bahasa sekaligus budaya di daerah tersebut. Kuliner yang banyak terpengaruhi oleh cita rasa Prancis, Belanda, Inggris, hingga Spanyol ini akan disuguhkan secara gratis oleh chef andal asal Karibia yakni Sherwin Alexander dan Jethro Wirth. Untuk dapat memproyeksikan cita rasa asli Karibia, masakan yang disajikan akan dimasak dengan metode tradisional serta menggunakan bahan-bahan dasar yang asli dibawa dari Karibia. Pengunjung diharapkan dapat menikmati cita rasa yang tak pernah mereka rasakan dari tujuh cocktail berbeda yang dijamin mampu menggoyang lidah layaknya salsa.
Namun apalah arti pesta tanpa pertunjukan musik dan dansa? Diiringi Orkestra Pegasaya dan pertunjukan tari dari dua ratu salsa, Olivia dan Valerie, suasana pesta yang meriah ala Karibia akan dihidupkan dalam Festival Antilles. Musik yang disuguhi oleh Orkestra Pegasaya dijamin akan merasuk ke hati dan jiwa, menempel layaknya tumbuhan duri (yang dalam bahasa Papiamento disebut “pegasaya”), serta membuat tubuh bergoyang mengikuti gerakan salsa, merungue, bachata, dan kizomba dengan asyiknya. Pengunjung juga diperbolehkan untuk berpartisipasi dan menari bersama dalam festival ini. Seru, bukan?