Pameran foto "Wisdom" di Eramus Huis, Jakarta untuk merayakan sepuluh tahun PannaFoto Institute. Foto: Jacky Rachmansyah

Sejauh apa pun mereka memotret hal-hal yang ada di luar diri mereka, semua dikembalikan ke wilayah internal pribadi masing-masing. Pendekatan yang diambil berbeda satu sama lain.

Kebijaksanaan tak pernah sepasti kematian. Terlalu relatif dan terlalu cair. Namun pencarian akan kebijaksanaan selalu menjanjikan petualangan-petualangan mengejutkan.

Pameran bertajuk “WISDOM” yang diadakan PannaFoto Institute sebagai perayaan ulang tahun ke-10 adalah tentang petualangan tersebut. Sebanyak 27 mentor, alumni, dan fotografer-fotografer Panna, di antaranya Agung Kuncahya B., Aji Susanto Anom, Ardiles Akyuwen, Feri Latief, Rara Sekar Larasati, dan Rasdian A. Vadin, menyusun bingkai demi bingkai, sudut demi sudut, yang mereka anggap bisa menyelamatkan upaya itu dari buang-buang waktu.

Jadi, pertanyaan paling pantas untuk diajukan bukan apakah mereka berhasil menemukan kebijaksanaan itu. Melainkan apakah kebijaksanaan menurut mereka (untuk melihat dari mana mereka memulai perjalanan) dan apa yang mereka lakukan untuk menemukannya (untuk melihat apa yang mereka lakukan dalam prosesnya).

Pameran foto
Pameran foto “Wisdom” di Eramus Huis, Jakarta untuk merayakan sepuluh tahun PannaFoto Institute. Foto: Jacky Rachmansyah

Dalam pameran yang berlangsung 4-23 Agustus 2016 di Erasmus Huis, Jakarta, ini, kita bisa melihat posisi Panna dalam memaknai kebijaksanaan. Ia ada di dalam diri, dan yang tampak di atas lembaran foto hanyalah bukti integritas untuk merekam dunia.

Sikap ini kelihatan di karya-karya yang dipamerkan. Sejauh apa pun mereka memotret hal-hal yang ada di luar diri mereka, semua dikembalikan ke wilayah internal pribadi masing-masing. Yang menarik adalah perbedaan pendekatan yang mereka lakukan. Misalnya, Yoppy Pieter dan Rian Afriadi yang dengan berani menelusuri  persoalan-persoalan pribadi yang oleh kebanyakan orang dinilai lebih cocok disimpan sebagai isi kepala sendiri.

 

*Ulasan lengkap tentang Membidik Kebijaksanaan Hidup dari Sorot Lensa bisa dibaca di majalah Sarasvati edisi September 2016