Enam Windu Sanggar Dewata Indonesia

0
4090

Pembentuk Identitas Perantau Bali

I Dewa Made Mustika,
I Dewa Made Mustika, “Unity: You and Me”, 145x200cm, mixed media on kanvas, 2016. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Mahasiswa Bali mendirikan grup musik dan tari Bali, aktif di kalangan reformis Hindu yang semarak pada periode pascaperistiwa G30S 1965. Di bidang seni rupa mendirikan kelompok Sanggar Dewata Indonesia pada tahun 1970 yang menekankan perlunya mengembangkan seni lukis modern yang tetap menampilkan spirit lokalitas khas Bali namun tetap menunjukkan identitas ke-Indonesia-an.

“Pendeknya, calon seniman Bali di luar Bali dibuat mempertanyakan dan merumuskan kembali keseluruhan identitasnya, baik sebagai seniman maupun sebagai orang Bali,” tulis I Gede Arya Sucitra dalam katalog pameran teranyar SDI yang bertajuk “Tribute to the Maestro I Nyoman Gunarsa” pada 23-29 November 2017.

Baca juga Biennale Mini yang Minim

Salah satu seniman yang turut merasakan peranan SDI sebagai pembentuk identitas perupa Bali yang merantau ke tanah Jawa adalah I Dewa Made Mustika. Seniman yang pernah terpilih menjadi ketua tahunan sanggar pada 1997 ini menjabarkan beberapa pengaruh yang dirasakan selama menjadi anggota SDI.

Yang pertama adalah membentuk karakter yang kuat dalam semangat persaudaraan dalam suka dan duka di rantau. Kedua, membentuk sikap dan mental berkesenian yang tangguh. Lalu, memperkuat semangat kelokalan Bali yang punya kedalaman universal untuk disampaikan ke masyarakat luas. Juga, membangun semangat kerja yang tinggi untuk bereksplorasi secara ide dan teknik. Tak ketinggalan adalah memperluas pergaulan dengan senior maupun junior yang memberi inspirasi dalam berkesenian.

“Terpenting dari itu semua adalah semangat kebersamaan kami yang sangat tinggi untuk saling support agar bisa eksis di dunia kesenian. Semangat itulah yang ingin kami tularkan kepada adik-adik generasi muda SDI,” ujar Mustika.