Entang Wiharso Menerima Program Residensi ASEAN

0
3844
Entang Wiharso (kiri) sedang menjelaskan karyanya yang dipamerkan. Tampak hadir pula Tan Hung Seng, perwakilan Singapura untuk ASEAN (kanan); dan Elaine Tan, direktur ASEAN Foundation (paling kiri) (doc. ASEAN)

Pada 8 Agustus 2018, Entang Wiharso menerima anugrah ASEAN Artist Residency Program. Program ini merupakan yang pertama dari ASEAN dan ditujukan bagi seniman  kawasan Asia Tenggara.

Program residensi seniman atau ASEAN Artist Residency Program dibentuk untuk memperkuat jalinan persahabatan antar negara anggota dalam bidang seni. Di samping itu, juga sebagai platform berkarya dan bertukar gagasan dengan sesama seniman.

“Seni kontemporer di ASEAN terus berkembang pesat, dan program ini diharapkan dapat meningkatkan harmonisasi kawasan,” ungkap Dato Lim Jock Hoi, sekjen ASEAN, dalam pidato sambutannya.

Baca juga Semangat Asian Games 2018 di Pameran Koleksi Istana

Sementara itu, dipilihnya Entang untuk mengikuti ASEAN Artist Residency Program bukan tanpa alasan. Seniman kelahiran 1967 ini telah malang melintang di skena seni nasional maupun internasional. Karya-karyanya pernah tampil dalam gelaran bergengsi, seperti Jogja Biennale(1996), CP Open Biennale, Jakarta (2007), Prague Biennale (2009), dan Venice Biennale (2013).

Entang juga menerima beberapa penghargaan, diantaranya  Hadiah Affandi (1994) dan Visual Arts Awards 2011 dari majalah Visual Arts. Pada 2017, ia mengikuti program residensi International Studio and Curatorial Program (ISCP), Pollock-Krasner Foundation, Brooklyn, Amerika Serikat.

Terkait dengan program residensi yang digagas ASEAN, Entang menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan kesempatan yang luar biasa bagi para seniman, terutama bagi seniman muda dan emerging.

Baca juga Dua Pameran Rayakan 100 Tahun Hendra Gunawan

“Pada zaman saya, program residensi sangat jarang diadakan. Jadi, ini adalah kesempatan yang luar biasa nan unik. Program ini juga dapat dijadikan sebagai medium promosi, belajar, dan mengembangkan diri. Seni bukan tentang establishment ataupun komoditas. Lebih dari itu, seni dapat mendobrak batasan-batasan tertentu,” ujar Entang.

Kemudian pada kesempatan yang sama, diselenggarakan pameran koleksi sekretariat ASEAN. Pameran ini menampilkan 10 karya, baik dari negara anggota maupun negara rekanan. Di antara karya-karya yang dipajang, tampak pula karya Entang ‘Diam Berdiri’. ‘Diam Berdiri’ terinsipirasi dari Martin Luther King Jr. dan Gandhi, menggambarkan perlawanan ataupun penolakan melalui aksi bisu.