View of “The Origin of the World.” (source: http://hifructose.com)
View of “The Origin of the World.” (source: http://hifructose.com)
View of “The Origin of the World.” (source: http://hifructose.com)

Setelah pertama kali dilakukan pada 2014, Art Paris 2015 kembali menampilkan seni video mapping yang diproyeksikan di muka bangunan Grand Palais. Tahun lalu, Art Paris Art Fair menggandeng seniman, Miguel Chevalier, yang menampilkan karya monumentalnya berjudul The Origin of the World. Karya ini diilhami dari unsur-unsur biologi dan pergerakan mikro organisme yang intensitasnya berubah-ubah, kadang cepat, kadang lambat. Dalam videonya, Miguel Chevalier memainkan pola tumbuh mikro organisme seperti membelah diri atau melakukan fusi (penggabungan)dalam gambar-gambar dan permainan warna yang dinamis. Berawal dari proyeksi hitam putih, video The Origin of the World beralih ke tampilan warna-warna psikadelik yang bergerak meliuk-liuk mengikuti musik latar gubahan Michel Redolfi.

Penampilan proyeksi video The Origin of the World menarik perhatian masyarakat Paris yang memenuhi area Grand Palais untuk melihat karya seni tersebut. Oleh karena itu, pihak penyelenggara memutuskan untuk menambah penampilan pada tahun 2015 ini menjadi tiga proyeksi video. Dari 15 belas kandidat yang mengirimkan karya, dipilih tiga karya, yaitu karya Mounir Fatmi (Galerie Analix Forever), karya dari kolektif seni Jepang, teamLab (Bogéna Galerie), dan karya Dominic Harris & Cinimod Studio (Sarah Myerscough Gallery).

teamLab membuat sebuah video berjudul Universe of Water Particle, berupa tampilan air terjun tiruan yang akan menghiasi bagian depan Grand Palais. Karya ini memadukan seni, ilmu pengetahuan, desain, dan teknologi yang merupakan prinsip berkarya di teamLab. Dengan anggota lebih dari 350, teamLab menghasilkan karya-karya eksperimental yang mengedepankan interaktivitas di dalamnya.

Sementara itu, karya Dominic Harris & Cinimod Studio menampilkan sebuah karya berjudul A Concentric Study yang terinspirasi dari ilusi optik M. C. Escher, seorang seniman grafis terkemuka. Dominic Harris membuat sebuah olahan elektronika dan pencahayaan dengan bantuan teknologi tinggi untuk membuat karyanya tersebut. Ketika diproyeksikan ke bagian gedung, A Concentric Study menampilkan sebuah pemandangan yang bertentangan dengan pola arsitektur Grand Palais.

Karya ketiga adalah Modern Times – A History of the Machine yang dibuat oleh Mounir Fatmi. Karya ini memadukan elemen-elemen yang biasa bekerja pada sebuah mesin, yaitu pergerakan, kecepatan, dan waktu. Jika dilihat secara seksama, terlihat pengaruh dari seni lukis Sonia dan Robert Delaunay, film Charlie Chaplin, kaligrafi, hingga filosofi pada karya ini. Pertunjukan seni proyeksi video mapping ini akan berlanjut dari tahun ke tahun di setiap penyelenggaraan Art Paris. Pengunjung dapat menikmati karya seni video ini setiap malam selama Art Paris berlangsung, dari jam 6 sampai tengah malam.

Source: http://www.artparis.fr